Kebahasaan adalah jenis kata atau
kalimat yang sering atau dominan digunakan dalam menjelaskan teks
cerita/narasi/khususnya fabel.
A. SINONIM
DAN ANTONIM
1) Sinonim
adalah persamaan makna. Kata yang berbeda tulisannya/susunan hurufnya tapi
punya makna sama.
Contoh:
a) Indah
bersinonim dengan menarik, bagus, memesona
b) Binatang
bersinonim dengan fauna, hewan
c) Dusta
bersinonim dengan bohong
d) Haus
bersinonim dengan dahaga
Dst.
2) Antonim
adalah susunan huruf/kata yang memiliki makna berlawanan atau menyatakan makna
berbeda.
Contoh:
a) Indah
berantonim dengan buruk
b) Binatang
berantonim dengan tidak ada
c) Dusta
berantonim dengan jujur
d) Haus
berantonim dengan tidak ada
Tidak semua kata mempunyai antonim atau lawan
kata.
B. KALIMAT
LANGSUNG DAN KALIMAT TIDAK LANGSUNG
1) Kalimat
langsung disebut juga dengan kalimat dialog atau percakapan
2) Kalimat
tidak langsung adalah kalimat yang menjelaskan sebuah percakapan atau dialog
seseorang.
Ciri kalimat langsung dan tidak langsung
Contoh:
1) Kalimat
Langsung
a) “Aku juga
tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai
itu,” celetuk sang Serigala Gunung.
Penjelasan:
“Aku juga tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai
itu,” (kalimat dialog)
celetuk sang Serigala Gunung. (kalimat
pengiring)
b) “Kabar
baik, sahabatku, sang Kancil,” sambung Buaya lagi, “apa yang menyebabkan kamu
datang kemari?”
Penjelasan:
“Kabar baik, sahabatku, sang Kancil,” (Kalimat
dialog)
sambung Buaya lagi, (kata pengiring)
“apa yang menyebabkan kamu datang kemari?” (kalimat
dialog)
*** perhatikan penggunaan huruf awal pada dialog ke-2, yaitu huruf
kecil.
2) Kalimat
Tidak Langsung
a) Sang serigala
gunung mengatakan bahwa ia tidak
mau mengulangi nasib sama seperti keledai.
Penjelasan:
Kata ganti ke-1 yaitu aku diganti dengan kata ganti ke-3 yaitu ia.
Kalimat tersebut tidak menggunakan tanda petik dua.
b) Buaya
mengatakan kepada sahabatnya yaitu Kancil bahwa
kabarnya baik dan ia menanyakan sebab kedatangan Kancil.
Penjelasan:
Kata ganti menggunakan kata ganti ke-3 seluruhnya, yaitu
penyebutan nama dan kata ia. Kalimat tersebut tidak menggunakan tanda petik
dua.
*** perhatikan penggunaan kata “bahwa” dan kata ganti
orang serta bentuk penjelasan dari mengubah kalimat langsung menjadi kalimat
tak langsung.
C. KATA SERU
Kata seru merupakan kata yang bermakna menyeru atau ekspresif.
Kata ini dapat berupa o, ya, aduh, kasihan, dan lain-lain.
Contoh:
1) “O,
ternyata kamu!”
2) “Wah,
mustahil!”
3) “Hati-hati
di jalan, ya!”
D. KATA
DEPAN
Kata depan merupakan kata yang berada di awal kata yang
mengikutinya dengan maksud menjelaskan tempat, lokasi, arah, atau waktu. Kata
depan dapat berupa di, ke, dari, pada, kepada. Kata ini penulisannya terpisah
dengan kata setelahnya.
Contoh:
1) Kancil berangkat dari hutan
menuju gunung. (dari : kata depan yang bermakna lokasi atau tempat)
2) Elang itu
terbang ke barat. (ke : kata depan yang bermakna arah)
Dst.
E. KATA
SANDANG
Kata sandang merupakan kata yang membatasi atau menentukan kata
benda dan kata sifat. Kata sandang dapat berupa si, sang, para,
dang, hang, yang.
- Kata benda: semua kata yang
dapat diperluas dengan kata sifat. (contoh: meja (kata benda) = meja baru ,
baru (kata sifat)
- Kata sifat: semua kata yang
dapat diperluas dengan kata keterangan lebih, paling, kurang, dan sama.
(contoh: baru, kita cek apakah benar ini kata sifat? , lebih baru paling baru
sama barunya, baru : kata sifat)
- Kata sandang dalam fabel
yang sering dipakai adalah si dan sang.
Aturan penulisan:
1) Kata si dan
sang ditulis menggunakan huruf kecil. (contoh: Di dalam
hutan itu hidup sang pemberani, yaitu seekor singa)
2) Kata si
dan sang ditulis menggunakan huruf kapital, jika di awal kalimat. (contoh: Si Kancil
lekas berlari menyelamatkan diri dari kejaran raja hutan)
3) Kata yang
mengikuti si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika menyatakan nama. (contoh:
Pagi hari yang cerah ini tibalah sang Buaya
yang rakus)
4) Kata yang
mengikuti si dan sang ditulis dengan huruf kecil jika menyatakan
sebutan/jenis/macam. (contoh: Di lubang kecil itu, sang pengecut
tak mau keluar karena takut dimakan kucing yang sedari tadi kelaparan mencari
makanan. Dia adalah seekor kecoa)
*** Perhatikan penulisan si dan sang dengan kata
yang mengikutinya.
F. KATA
KETERANGAN
Kata keterangan adalah kata yang memiliki makna menjelaskan
tempat, waktu, keadaan, atau suasana. Di dalam fabel kata keterangan yang
sering atau dominan digunakan adalah keterangan waktu dan tempat.
1) Kata
Keterangan Waktu, yaitu pada, dalam, saat, kemudian, lalu, akhirnya,
sebelum, selama, sesudah, sepanjang, sekarang, akan, nanti, besok, dan ketika.
2) Kata
Keterangan Tempat, yaitu di, ke, dari, dalam, pada.
Contoh:
a) Akhirnya, terjadi
perdamaian antara Semut dan Gajah. (Akhirnya : kata keterangan waktu)
b) Setelah kejadian
itu Semut dan Gajah menjadi teman baik. (Setelah : kata keterangan
waktu)
c) Ada
segerombolan kuda dalam tanah lapang itu. (dalam : kata keterangan tempat)
d) Pada suatu
hari, si Kancil sedang berjalan-jalan di dekat
ladang Pak Tani. (Pada : kata keterangan waktu, di : kata keterangan
tempat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar