Judul : Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
Penulis :
Phutut EA
Penerbit : Buku Mojok
Tahun Terbit :
2019, Edisi Revisi
Buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu ini telah mengalami
delapan kali pencetakkan dari 2005-2019. Cinta Tak Pernah Tepat Waktu telah
menjadi novel Best Seller.
Mengenang adalah kegiatan yang aneh. Sebagian dari
mereka akan suka untuk mengulang-ulang peristiwa yang sudah lewat. Kenangan itu
dapat berupa menyenangkan maupun menyedihkan. Hal yang menyedihkan belum tentu
diterima dengan rasa yang sama, sedangkan kenangan bahagia akan sama.
Diceritakan seorang tokoh yang disebut sebagai si “dia”
mengalami sebuah penyakit. Setiap waktu yang telah berlalu membuat penyakitnya
semakin parah saja. Waktu-waktu itu mengacu pada hati dan pikirannya yang tidak
lain adalah rasa dan cinta. Saking hampir gilanya, ia memilih untuk menjauhi
siapapun yang pernah berjumpa dengannya pada masa lalu. Ia menghukum
dirinya. Dia mulai menjauhi masa lalu bahkan kedua orang tuanya. Untuk masa
lalunya, ia mencoba sebisa mungkin mengubur dalam-dalam dengan minum bir atau
melakukan banyak hal agar lekas lelah dan hari berganti. Untuk orang tuanya, ia
mencoba menjauhi segala bentuk pertanyaan, kapan kamu menikah?
Telah berkali-kali ia dihujani dengan rasa sakit
karena mencintai seorang wanita. Kejadian awal yang membuatnya menjadi seorang
pesakit pada tiap waktu yakni ketika menjadi seorang aktivis. Jiwa pantang
menyerah yang ada dalam dirinya membuatnya memperjuangkan cintanya meskipun ditolak
berkali-kali. Namun, waktu yang tak tepat membuatnya harus berpisah. Semenjak itulah,
waktu dan jatuh hati membuatnya menjadi seorang pesakit.
Imbas dari peristiwa itu, ia menjadi seorang
kelelawar. Pagi adalah malam, malam adalah pagi. Sarapan di saat siang, membeli
koran pagi pada siang hari, dan akitivitas lain yang berujung pada dini hari
untuk terlelap. Ia berusaha menghindari orang-orang dengan mematikan segala
akses untuk berhubungan dengannya. Lengkap sudah pertahanan dirinya, tetapi itu tak membuatnya sembuh.
Berkali dia jatuh hati, berkali pula ia kalah. Beberapa
di antaranya ditinggal menikah, ditolak karena orang tua, ketidakyakinan akan
diri sendiri karena kenangan akan kegagalan menjalin cinta, dan yang terakhir adalah
menerima kekalahan. Kalah karena waktu telah berlalu dan dia memahaminya. Ya,
sudahlah. Dia kalah sebelum berperang.
Sebelum mengalami kisah cinta terakhir, dia telah
berdamai dengan segala macam kesakitan yang pernah dijalaninya. Ia memulai pada
hidup sebagai manusia baru. Berkat bantuan kawan seperjuangan, ia bangkit. Melalui
perjalanan dan pengobatan panjang itulah akhirnya ia mampu merasakan kembali
jatuh cinta yang tidak membuatnya sakit. Seorang kawan berkata, "Jangan dahulu
kamu membuka hati, jika sakitmu belum jua sembuh! Kau harus menyembuhkan lukamu dahulu barulah menerima cinta yang sesungguhnya."
Pada kisah terakhir bersama
seorang perempuan bernama palsu Kenan, ia pun memulai hidup yang baru. Dia menerima
sakit kembali, tapi hal itu tak begitu melukainya. Berkat pepristiwa itu, ia mulai
rajin menjalani pengobatan untuk sembuh.
Merasakan jatuh cinta itu tak salah. Waktumu yang
gagal dan kenangan masa lalu yang menyakitkan bukanlah akhir dari segalanya.
Bisa saja, ia adalah pijakan baru dalam hidupmu yang mampu mengantarmu pada
kehidupan yang lebih baik. Jangan hukum dirimu karena hal yang telah berlalu,
tapi belajarlah menerima segala hal yang terjadi. Semua yang terjadi hanyalah
hal yang tak pernah tepat pada waktunya saja, tidak lebih.
Bagi pembaca yang sudah terbiasa dengan Phutut
tentunya akan akrab dengan tema cinta. Ya, beliau banyak membuat karya
dengan tema cinta. Cinta yang ia hadirkan adalah tentang kehidupan secara
luas. Ia tak melulu membahas soal rasa yang sempit antara dua manusia.
Penggambaran tokoh dalam novel ini sangat menarik. Pemusatan
pada tokoh “aku” dan “dia” yangmana adalah satu orang ini membuat kita
terhanyut. Pasalnya, ia sangat dekat dengan kita atau pembaca. Semua intrinsik yang
digunakan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karenanya, peristiwa yang tergambar akanmudah kita terima.
Bagi sebagian pembaca unsur gambar akan sangat
membawa kesejukan tersendiri dalam sebuah buku yang bersifat karya sastra. Akan
tetapi, hal itu tak dapat ditemukan dalam novel ini. Satu buku lengkap berisi
tulisan saja tanpa ilustrasi, tetapi runtut dan lengkap serta jeli dalam
pemilihan kata. Kata-kata inilah yang mampu membuat pembaca memahami karakter
dari masing-masing tokoh.
Pada novel ini lebih banyak penguatan karakter daripada sekadar alur dan isi cerita. Bisa dikatakan, karakter tokoh membuat alur
cerita berjalan.
Nah, seru bukan isinya? Buat yang penasaran ,
buruan beli bukunya! Dijamin tak akan menyesal! Kapan lagi kamu bisa membaca
sebuah kisah yang dekat dengan hidupmu? Kapan lagi kamu akan memahami rasamu
yang juga dialami oleh si tokoh? Bagaimana reaksimu jika ternyata “dia” dalam
buku ini adalah kamu? Penasaran bukan?
Sekian review tentang novel Phutut EA, Cinta Tak
Pernah Tepat Waktu. Semoga bermanfaat. Yuk baca buku lagi!
1xbet korean online sports betting 1xbet korean
BalasHapusonline sports betting with a 1xbet live huge range of markets and promotions In terms of betting on soccer and basketball, you can